DAMPAK
EMISI KENDARAAN BERMOTOR
TERHADAP
KESEHATAN
Oleh
TAUFIQ KARMA
NIM: 291223306
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmad,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu penulis dan mahasiswa lainnya dalam
memperdalam mata kuliah “seminar
Kimia” dalam kegiatan belajar.
Kami
berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan dan bisa diterima oleh
masyarakat banyak. Meskipun makalah ini masih jauh dari suatu nilai
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kami dengan segenap kesadaran diri
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik para pembaca yang dapat membantu
kami untuk lebih memahami pengkajian ini.
Akhir
kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi kami, mahasiswa-mahasiswi jurusan pendidikan
Kimia dan pembaca umum lainnya. Amin.
Banda Aceh, 05 januari 2016
Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................ iii
BAB I PENBAHULUAN..................................................................... 1
A.
Latar Belakang
Masalah.................................................................................. 1
B.
Tujuan Penulisan............................................................................................. 3
C.
Penjelasan
Istilah............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORITIS.............................................................. 5
A.
Pencemaran Udara.......................................................................................... 5
B.
Asap Kendaraan
Bermotor.............................................................................. 7
C.
Gngguan
Kesehatan........................................................................................ 10
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 16
BAB III PENUTUP.............................................................................. 20
A.
Kesimpulan................................................................................................... 20
B.
Saran............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 21
LAMPIRAN....................................................................................................................
BIODATA PENULIS.....................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebutuhan
akan transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi dapat
diartikan sebagai salah satu kegiatan yang memungkinkan perpindahan manusia
atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan pengertian tersebut
setiap transportasi dapat mengakibatkan perpindahan dan pergerakan yang berarti
terjadi lalu lintas. Transportasi sendiri telah menyatudengan masyarkat yang
melepas dari keharusan meperhatikan aspek lingkungan.
Emisi
dari berbagai gas dan partikel dari kegiatan transportasi kedalam atmosfer
menimbulkan berbagai problem menurunnya mutu lingkungan. Pada umumnya
pertambahan jumlah kendaraan akan mengakibatkan pertambahan pula dalam dampak
lingkungan yang negative. Pertambahan volume lalu lintas juga akan
mengakibatkan bertambahnya emisi populasi udara sehingga dapat menurunkan
kualitas udara.
Udara
bersih merupakan salah satu kebutuhan akan semua makhluk hidup di bumi. Udara
yang bersih jug akan berdampak bagi kesehatan manusia. Manusia bisa terhindar
dari berbagai macam gangguan kesehatan, khusunya masalah pernapasan yang
ditimbulkan oleh adanya polutan, bakteri dan virus yang terdapat di udara yang
tercemar. Saat seseorang baru saja berpindah tempat ke lingkungan yang baru, orang
tersebut akan menghadapi kondisi udara yang berbeda. Manusia yang tinggal di
tempat tersebut terkadang tidak bisa secara langsung mendeteksi adanya gas-gas
polutan yang dapat membahayakan kesehatan ataupun keselamatan karena tidak
semua gas polutan dapat tercium oleh indera penciuman manusia.
Pencemaran
udara merupakan peristiwa masuknya zat, energi, atau komponen lainnya ke dalam
lingkungan udara. Pencemaran udara akan berakibat pada penurunan kualaitas
udara. Hal ini akan menyebabkan terganggunya kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Pencemaran yang terjadi akibat aktivitas manusia pada umumnya
terjadi di area kota-kota besar denga sector industry (pabrik). Sedangkan yang
disebabkan oleh proses alam berasal dari letusan gunung berapi, kebakaran hutan
dan badai berdebu.
Pencemaran
udara akibat gas buang kendaraan bermotor di kota- kota besar saat ini makin tinggi. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang,
truk, bus, lokomotif kereta api,
kapal terbang, dan
kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di
perkotaan. Di DKI Jakarta, kontribusi bahan pencemar
dari kendaraan
bermotor ke udara adalah sekitar 70 %.
Resiko kesehatan
yang dikaitkan
dengan pencemaran
udara di perkotaan
secara umum, banyak
menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota
besar, gas
buang kendaraan
bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan
masalah pencemaran
udara pula. Beberapa
studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat
antara tingkat pencemaran
udara perkotaan dengan angka kejadian
(prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari
pencemaran khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan
bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa
anorganik dan
organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung
terhirup melalui
hidung dan mempengaruhi
masyarakat di jalan raya
dan sekitarnya.
Makalah
ini akan mengulas dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas
buang
kendaraan bermotor
terhadap kesehatan
maupun lingkungan
khususnya kendaraan
bermotor dengan bahan bakar fosil-bensin
dan solar.
B. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
latar belakang diatas, tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh asap
kendaraan terhadap kesehatan
3. Untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat khusus nya mahasiswa yang membaca makalah ini atau yang mengadiri
seminar kimia.
C. Penjelasan
Istilah
Untuk
menghindari kesalah pahaman pembaca dalam memahami istilah yang dimaksud, maka
penulis perlu menjelaskan beberapa istilah penting yang terdapat pada makalah
ini.
1. Emisi
Gas Buang
Emisi adalah zat, energi atau
komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk atau dimasukkannya
ke dalam udara yang mempunyai atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur
pencemar.
Sedangkan Emisi gas buang merupakan
sisa hasil pembakaran mesin kendaraan baik itu kendaraan beroda, perahu/kapal
dan pesawat terbang yang menggunakan bahan bakar. Biasanya emisi gas buang ini
terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dari sistem pembuangan dan
pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel karena kurang tercukupinya
oksigen dalam proses pembakaran tersebut. Emisi Gas Buang merupakan salah satu
penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global yang terjadi
akhir-akhir ini.
2. Kendaraan
bermotor
Kendaraan
bermotor menurut para ahli adalah semua
jenis kendaraan dimana system geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin.
Fungsi utama dari kendaraan in adalah sebagai transfortasi.
3. Kesehatan.
Pengertian kesehatanyaitu merupakan
sebuah kondisi yang stabil atau umum dalam sistem koordinasi badan dan jiwa
raga manusia atau makhluk hidup lainnya pada rata-rata normal.
Berkaitan dengan badan kesehatan tersebut sering
dijuluki sebagai kesehatan jasmani yaitu jika koordinasi organ-organ tubuh
manusia atau makhluk hidup lainnya dalam keadaan yang stabil atau normal.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
A. Pencemaran
Udara
Pencemaran
Lingkungan atau polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan
sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut. Menurut Undang-undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan atau
polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pada keadaan
normal,
sebagian
besar
udara
terdiri
atas
oksigen
dan nitrogen (90%), tetapi aktivitas manusia
dapat mengubah komposisi udara
tersebut, sehinnga terjadi penambahan jumlah spesies ataupun meningktkan
konsentrasi zat-zat kimia yang ada. Kegiatan manusia yang menjadi sumber
pencemaran udara antara lain emisi buangan industry, kendaraan bermotor,
pembakaran lahan dan hutan.
Menurut UU No.
32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
Yang dikatakan
sebagai polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas
serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan
pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan
tersebut dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan
lingkungan yang terkena polutan (tempat terjadinya), pencemaran lingkungan
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.
Pencemaran
air
- Pencemaran tanah
- Pencemaran udara
Pencemaran
udara adalah hadirnya satu atau bebrapaka kontaminan dalam uadar, seperti debu,
gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam dlam kuantitas yang banyak, dengan
berbagai sifat atau lama berlangsungnya diudara tersebut sehingga dapat
menimbulkan gangguan-gangguan tertentu
kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan atau
binatang, maupun benda-benda lain atau tanpa alas an jelas sudah dapat
mempengaruhi kelestarian kehidupan organism tau benda.
Menurut
Warna (2001), percemaran udara adalah adanya bahan-bahan atua zat-zat asing
dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan(komposisi) udara dari keadaan
normal. Kehadiran zat-zat asing dalam jumlah tertentu serta berada diudara
dalam waktu cukup lama.
1. Pencemaran udara menurut wujud kimia
Kajian ini nantinya bermanfaat untuk
mengetahui dalam media apa pencemar-pencemar yang memiliki
susunan kimiawi tertentu itu dapat larut. Pencemar udara menurut wujud kimiawi ini dibedakan menjadi 2 sub-kelompok
:
a. Gas/uap.
b. Partikel
2. Pencemaran uadara menuru pengaruh
fisiologisnya
Kajian ini
diperlukan untuk mengetahui gangguan kesehatan yang akan ditumbulkan oleh
pulusi udara, sehubungan masing-masing pencemar yang memiliki pengaruh terhadap
fungsi organ tubuh. Berikut beberapa pembagiannya :
a. Iritan
b. Asphyxiant
B. Emisi
Kendaraan Bermotor
Emisi
kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan
senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengndali
emisi bahan bakar, suhu perasi dan factor lain yang semuanya ini membuat pola
emisi bahan bakar menjadi rumit. Jenis bahan bakr pencemar yang dikeluarkan
oleh mesindengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama
saja, hanya berbada proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secar
visual selalu terlihat terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan
bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan
bahan bakar bensin. Walaupun gas buang kendaraaan bermotor terutama terdiri
senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida, dan uap air, tetapi didalammya
terkadung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat
membahayakan kesehatan maupun lingkungan, bahkan percemar yang terutama terdapat
didalam gas bung kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa hidrookarbon, berbagai oksida nitrogen, dan partikel debu Pb.
a. Komposisi
Emisi kendaraan bermotor
1. Senyawa Hidrokarbon
(HC)
Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang
didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar
dengan sempurna dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa
hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi
pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air (H20).Walaupun desain
ruang bakar mesin kendaraan saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap
saja sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat "bersembunyi" dari
api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot
cukup tinggi. Hidrokarbon (HC) ,dapat menyebabkan iritasi mata, pusing, batuk,
mengantuk, bercak kulit, perubahan kode genetik, memicu asma dan kanker
paru-paru.
2. Carbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang relative tidak
stabil dan cenderung bereaksi dengan unsur lain. Gas karbon monoksida (CO)
merupakan gas yang sangat sangat sulit dideteksi karena gas CO tidak memiliki
bau, rasa dan bentuk. Gas CO (Karbon Monoksida), dapat mengurangi kadar oksigen
dalam darah, dapat menimbulkan pusing, gangguan berpikir, penurunan reflek dan
gangguan jantung.
3. Senyawa
NOx
Senyawa NOx adalah ikatan kimia
antara unsur nitrogen dan oksigen. Dalam kondisi normal atmosphere, nitrogen
adalah gas inert yang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain.
Tetapi dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi dalam ruang bakar, nitrogen
akan memecah ikatannya dan berikatan dengan oksigen.
Senyawa NOx ini sangat tidak
stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan berikatan dengan oksigen untuk
membentuk NO2. Inilah yang amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan
bila terkena air akan membentuk asam nitrat.
Tingginya konsentrasi senyawa
NOx disebabkan karena tingginya konsentrasi oksigen ditambah dengan tingginya
suhu ruang bakar. Oksida Nitrogen (NO2) dapat menimbulkan iritasi mata, batuk,
meningkatkan kasus asma, menimbulkan infeksi saluran nafas, memicu kanker
paru-paru, serta gangguan jantung dan paru.
4. Timah
hitam (debu timah) (Pb)
Kandungan timah hitam (Pb) dalam debu diudara umumnya
merupakan hasil pembakaran bahan bakar minyak yang mengandung Tetra Ethyl Lead
(TEL) yang ditambahkan guna meningkatkan nilai oktan bahan bakar. Dari
spesifikasi bahan bakar minyak yang diproduksi di Indonesia, bensin premium
mengandung TEL maksimal 2,5 ml/gallon atau 0,7 gr Pb/lt. intoksikasi akibat Pb,
diklasifikasikan pada keracunan khronik Pb dimana para penderita yang terpapar
secara terus menerus menyebabkan Pb yang terhirup akan terakumulasi dalam
tubuh sampai suatu tingkat tertentu sehingga memberikan tanda-tanda
keracunan.
C. Gangguan
Kesehatan.
Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya tergantung
dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya :
1. Dampak karbon monoksida (CO)
Di
udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas
yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama
diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
Karbon
monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut peredaran darah
dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan
darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + CO ———>
COHb (Karboksihemoglobin)
Ikatan
karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan
oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi
lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai
pengangkut oksigen terganggu. Dalam keadaan normal konsentrasi CO di
dalam darah berkisar antara 0,2% sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%.
Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer
tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan. Keracunan gas karbon
monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak
pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak
jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan
otot-otot, gangguan pada sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada
kematian.
2. Dampat Nitrogen Oksida
Gas nitrogen
oksida (NOx) ada
dua macam yaitu gas nitrogen monoksida dan gas nitrogen dioksida. Kedua macam
gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya
bagi kesehatan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman
dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi tinggi.
Sifat racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat daripada
toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang
terkontaminasi oleh gas NO2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian.
Konsentrasi NO2 lebih
tinggi dari 100 ppm bersifat letal pada hewan percobaan, dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala edema pulmonary. Pemberian sebanyak 5 ppm NO2 selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernafas.
Pencemaran udara oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya
Peroxy Acetil Nitrates (PAN). PAN ini menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia
lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kanut foto kimia atau
Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan.
3. Sulfur Oksida (SOx)
Udara yang tercemar Sulfur
Oksida (SOx) menyebabkan
manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas
SOx yang
mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan,
dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut
menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.
Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi
pada konsentrasi SO2 sebesar
5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai
pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap
polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita
yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan.
4. Ozon
Ozon telah menjadi suatu
issu aktual karena kaitannya dengan satu efek global pencemaran udara yaitu
penipisan lapisan Ozon di atmosfer atas bumi kita. Ozon merupakan salah atu
pencemar udara yang terus meningkat konsentrasinya.
Dampak ozon terhadap kesehatan manusia yaitu :
a.
Dengan konsentrasi 0,3 ppm selama 8 jam akan
menyebabkan iritasi pada mata.
b.
0,3 – 1 ppm selama 3 menit s.d. 2 jam akan memberikan
reaksi seperti tercekik, batuk, kelesuan.
c.
1,5 – 2 ppm selama 2 jam akan mengakibatkan sakit dada
batuk-batuk, sakit kepala, kehilangan koordinasi serta sulit ekspresi dan
gerak.
Ozon pada konsentrasi 0,3 ppm dapat
berakibat iritasi terhadap hidung dan tenggorokan. Kontak dengan ozon pada
konsentrasi 1,0 – 3,0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing berat dan kehilanan
koordinasi pada beberapa orang yang snsitif. Sedangkan kontak dengan
konsentrasi 9,0 ppm selama beberapa waktu dapat mengakibatkan endema pulmonari
pada kebanyakan orang.
Kombinasi ozon dengan SO2 sangat
berbahaya karena akan menyebabkan menurunnya fungsi ventilasi apabila terpajan
dalam jumlah yang besar. Kerusakan fungsi ventilasi dapat kembali baik
mendekati fungsi paru-paru normal pada orang yang terpajan dalam tingkat
rendah.
5. Dampak Pb bagi kesehatan
Pb
sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak
lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan
dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya
tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran
mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan
pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang
terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira
5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan,
dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi
melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh
ukuran partikel-partikelnya.
Dampak
dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Di
antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif,
kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran,
mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti
ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan
mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita
hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi
dalam ASI. Pada jaringan atau organ tubuh
logam Pb akan terakumulasi pada tulang. Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini
mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan
tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta
dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya
setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb
yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya.
Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap
berbagai macam fungsi organ tubuh.
BAB III
PEMBAHASAN
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah
menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan
bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas
udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak
terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya
terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga, illegal logging,
dan kebakaran hutan.
Asap
kendaraan bermotor mengandung beberapa zat yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida
nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas
tersebut:
1. Karbon dioksida. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca,
sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi.
2. Karbon monoksida. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan
rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam
darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
3. Oksida Belerang Belerang oksida, apabila terisap oleh
pernapasan, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam
sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang
juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
4. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar
lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat
tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
5. Nitrogen Monoksida (NO). Zat ini elemahkan sistem pernapasan
paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.
Di kota besar
sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang
terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Contoh di Jakarta antara tahun
2010-2014 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
Ø Sepeda
motor 207 %
Ø Mobil
penumpang 177 %
Ø Mobil
barang 176 %
Ø Bus
138 %
Sudah
diketahui bahwa kendaraan bermotor mempunyai andil terbesar dalam polusi udara,
maka pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan bermotor.
Apabila memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum, dapat
pula dibuat peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber pengotor udara.
Peraturan seperti ini dikenal sebagai standar emisi, khususnya emisi kendaraan
bermotor.
Di
samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar,
karena sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil
atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang
digunakan. Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah
pentingnya. Karena itu, perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia
kendaraan mutlak dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala
dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota harus
telah lulus uji emisi.
Peran
serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara sangat diperlukan. Gerakan
penghijauan seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal
masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang
berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota,
menanam sebuah bibit pohon. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta
lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman
kota perlu digalakkan untuk mengimbangi polusi udara kota
A. Dampak
Pencemaran Udara
Ø Penipisan
Ozon
Ø Pemanasan
Global ( Global Warming )
Ø Penyakit
pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
Ø Terganggunya
fungsi reproduksi
Ø Stres
dan penurunan tingkat produktivitas
Ø Kesehatan
dan penurunan kemampuan mental anak-anak
Ø Penurunan
tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
B. Pencegahan Polusi
Udara oleh Asap Kendaraan Bermotor
Polusi udara yang
terjadi disekitar kita tentunya harus dicegah, agar polusi udara dapat
berkurang. Untuk mengurangi dampak polusi udara, berikut upaya-upaya yang dapat
kita lakukan antara lain sebagai berikut.
1.
Melakukan penghijauan (reboisasi). Penghjauan dapat
mengurangi polusi udara, karena karbondioksida yang ada di udara dapat diserap
oleh daun-daun pepohonan hijau kemudian diubah menjadi oksigen.
2.
Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Mengurangi pemakaian
kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi umum. Jika
tidak perlu sekali, simpan kendaraan pribadi Anda di rumah dan gunakan
transportasi umum yang ada. Ini akan membantu mengurangi jumlah kendaraan yang
membuang polusinya setiap hari ke angkasa.
3.
Menciptakan biosolar. Saat ini memang telah banyak
dikembangkan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Biosolar
adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara
khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas dari asam-asam
lemak yang dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng.
4.
Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang dampak dan
bahaya asap kendaraan bermotor. Dengan adanya penyuluhan tentang bahaya asap
kendaraan bermotor diharapkan masyarakat dapat mengetahui cara mencegah
pencemaran udara oleh asap kendaraan bermotor.
5.
Penggunaan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui,
seperti tenaga angin, air, biomassa, dan bahan bakar organik. Energi
biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan
biologis seperti tanaman. Dengan penggunaan energi alternatif tersebut maka
polusi udara dapat dikurangi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat
kami simpulkan bahwa : Asap kendaraan bermotor sangat banyak berpengaruh
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia yaitu terganggunya
saluran pernapasam. Namun dampak asap bermotor dapat dikurangi sedikit demi
sedikit melalui berbagai macam alternatif seperti melakukan penghijauan
(reboisasi) dan menciptakan biosolar. Dengan alternatif tersebut mungkin kita
dapat mengurangi dampak dari asap kendaraan bermotor.
B. Saran
1.
Bagi
pembaca sebaiknya kita mengurangi pemakaian kendaraan bermotor secara
berlebih-lebihan serta lebih banyak melakukan penghijauan terhadap lingkungan.
2.
Bagi
kami sendiri selaku peneliti yaitu kami berusaha menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat.
DAFTAR
RUJUKAN
Arifin,
Zaenal dan Sukoco. 2009. Pengendalian
Polusi Kendaraan. Yogyakarta: Alfabeta.
Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta:Universitas terbuka.
Jasiman
Ahmad. 2008, Pencemaran Alam Sekitar, Siri
Pencemaran Alam, Eddiplex. Surabaya.
Mukono, 2007. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan,
Jakarta : PT Garsindo
Mukono.
2006. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua, Surabaya :
Airlangga University Press.
Petrucci, Ralph H dan
Suminar.1992.Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. jakarta: erlangga
Siti
Razmah Idris. 2010. Pencemaran Udara dan Bunyi, Penerbit
Mikamas, Malang.
Soemarwoto, O. 2001. Atur-Diri-Sendiri.
Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Sunu, Pramudya. 2011. Melindungi
Lingkungan ISO 14001, Jakarta : PT Grasindo
Wardhana,
Arya Wisnu. 2001. Dampak
Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Andi Yogyakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon